teks ulasan novel 3600 detik
Hidup
3600 detik denganmu

Identitas novel
Judul :
3600 detik
Penulis :
Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
208 halaman
Terbit :2008
Genre : Cinta dan keluarga
Sinopsis novel
Gadis berparas cantik, Sandra. Menambahkan dunianya yang
semuala sembilan puluh derajad dengan sembilan puluh derajad lain pada sudut
keretakan rumah tangga ayah dan ibunya. Belum lagi ayahnya memutuskan ia harus
tinggal bersama ibunya, yang selama ini tak pernah dekat dengannya. Wajar,
Sandra lebih dekat dengan ayahnya, dibanding dengan ibunya yang selalu sibuk
dengan pekerjaan sehingga kurang memperhatikan Sandra. Kemarahan yang
menggelora pada diri gadis itu menjadikannya remaja yang bandel. Berulang kali
ia dikeluarkan dari sekolah karena kenakalan yang memang sengaja ia perbuat
untuk membuat ibunya marah.
Akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah keluar kota.
Mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun
disekolah barunya, Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan
lagi. Ia bertekad untuk membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya.
Ternyata ia salah perkiraan, wali kelasnya, Pak Donny, berpendapat bahwa
mengeluarkan Sandra berarti mengabulkan kainginan anak bandel ini.
Disekolah barunya, Sandra bertemu seorang lelaki yang
usianya beda satu tahun dengannya, Leon. Bagi Leon, Sandra memiliki daya tarik
tersendiri, hingga Leon sangat berantusias ingin berteman dengan Sandra si anak
bandel. Hari-hari Sandra mulai berubah sejak kehadiran Leon si anak juara
kelas. Sandra mulai merubah segala kebiasaan buruknya. Layaknya pada garis
bilangan, ia mulai berjalan kearah kanan sebagai lambang positif dan
meninggalkan jejaknya pada sisi kiri yang berlambang negatif.
Tafsiran isi
Novel berjudul “3600 detik” garapan
Charon ini mengangkat kisah tetang perubahan hidup seorang gadis berparas cantik,
Sandra. Dengan tema percintaan, yang di buktikan melalui surat Leon yang
ditulis untuk Sandra, ”Aku sayang padamu, Sandra” (Charon, 2008:195). Kemudian dipadukan
dengan permasalahan keluarga yang dibuktikan saat awal perubahan sikap tak
menyenangkan Sandra, “Sandra sudah tidak pernah mau memperdulikan apa pun lagi
semenjak ayahnya bercerai dengan ibunya setahun lalu” (Charon, 2008:7) mampu membuat pembaca bercururan air mata.
Meski sudah setahun ayah dan ibunya bercerai, Sandra
masih tetap berperilaku keras pada ibunya, tidak sedikit pun ia menampakkan
sikap manis didepan ibunya, terbukti saat Sandra dengan sengaja menjatuhkan vas
bunga kesayangan ibunya, “Dilihatnya vas bunga kesayangan mamanya di bufet
dekat pintu, dan dengan sengaja Sandra menjatuhkannya. Vas bunga itu pecah
berkeping-keping” (Charon, 2008:42). Meskipun sifatnya yang lebih dingin dari puncak
Gunung Jayawijaya pada ibunya, Sandra tetap menyayangi ibunya, terbukti dari
kepanikannya saat ia mendapat kabar bahwa ibunya tiba-tiba pingsan di kantor
“Sepanjang perjalanan Sandra meremas-remas tangannya dengan gugup. Walaupun
tidak dekat dengan mamanya, tetapi dia benar-benar khawatir akan kondisinya
saat ini” (Charon, 2008:121).
Kebencian Sandra terhadap kedua orang tuanya tidak semata
karena perceraian keduanya, namun kesibukan mereka dalam bekerja menjadi faktor
utama Sandra membenci kedua orang tuanya,terutama ibunya, hal ini terbukti saat
terjadi pedebatan antara Sandra dan ibunya, “Mama lebih peduli pada pekerjaan
Mama daripada aku! Jawab Sandra ketus (Charon, 2008:19).
Segala sikap yang tidak menyenangkan dari Sandra semua
berubah total semenjak kehadiran leon, terbukti saat Sandra dengan sukarela
melepas anting-anting dihidungnya saat Sandra usai mengantarkan Leon menjalani
serangakaian pemeriksaaan di rumah sakit, “keesokan harinya Sandra melepas
anting-anting di hidungnya dan berhenti merokok” (Charon, 2008:95). Dalam novel
ini, setiap tokoh yang dihadirkan menjadi tokoh sampingan menjadi teramat
penting, terlebih penulis menambahan cita rasa penokohan yang apik pada setiap
tokohnya. Seperti tokoh Pak Donny yang perperan aktif menjadi guru wali kelas
Sandra, hal ini terbukti saat Sandra diberi kesempatan untuk mengerjakan
kembali ulangan yang ia kerjakan dengan jujur namun tidak dengan hasil yang
memuaskan, “Bapak akan memberimu satu kesempatan untuk ulangan lagi besok”
(Charon, 2008:85). Pada dasarnya, pada novel ini lebih menonjolkan suasana yang
menegangkan, terutama saat terjadi perdebatan antara Sandra dan ibuya, namun
juga menyelipkan suasana yang menyenangkan, terlebih saat hari-hari Sandra yang
beralih membaik seiring kehadiran Leon dan jugga saat mereka berdua
menghabiskan 3600 detik di taman rekreasi “leon tertawa dan akhirnya mereka
bermain komedi putar sampai dua kali. Setelah itu mereka berfoto bersama di
depan komedi putar. Sesaat sebelum kamera mengambil foto mereka, Sandra
menjulurkan lidahnya dan menarik pipi Leon dengan kedua tangannya. Keduanya
tertawa melihat tampang Leon ketika fotonya jadi sesaat” (Charon, 2008:190).
Novel yang bertemakan percintaan dan keluarga ini
keseluruhan menggunakan alur maju, namun ada saat novel ini menggunakan alur mundur,
seperti saat Sandra kembali mengingat perpisahan antara ayah dan ibunya setahun
yang lalu “Dibenaknya tergambar kembali perpisahan mereka satu tahun yang lalu”
(Charon, 2008:45). Novel yang memiliki 208 halaman ini menggunakan sudut
pandang orang ketiga serba tahu, hal in terbukti dari setiap kalimat yang penuis paparkan, seperti
“setelah dua minggu, Sandra mulai keluar dari kamar. Tapi pribadinya berubah
total. Dia berangkat sekolah, tapi mulai memblos sekolah, belajar merokok, dan
pergi ke kelab sampai dini hari” (Charon, 2008:9).
Novel
garapan Charon terbitan tahun 2008 ini juga menyelipkan banyak ajaran moral dan
sosial pada setiap halamannya, ajaran sosial dapat dilihat dari pertemanan Leon
dan Sandra yang tidak memandang latar belakang keduanya, hal ini terbukti saat
Leon tiba-tiba berkata, “Aku mau berteman denganmu!” (Charon, 2008:39).
Dari
novel yang memiliki banyak sisi kesempurnaan ini mengajarkan pada pembaca bahwa
cinta, sahabat dan keluarga adalah komposisi yang sesuai takaran untuk 3600 detik kehidupan,
tidak lebih dan tidak kurang.
Evaluasi
Segala sesuatu
pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan, sama halnya dengan novel garapan
Charon ini. Novel ini memiliki tema cerita yang bagus sehingga dengan mudah
menarik perhatian pembaca dari judul nya saja. Tidak hanya itu, novel ini mampu
membuat pembaca larut dalam setiap tulisan pada 208 halaman novel. Gaya bahasa
yang digunakan juga mudah dipahami sehingga pesan yang terkandung dengan mudah
tersampaikan pada pembaca, bagi pembaca yang tidak terlalu suka membaca, novel
ini layak dimasukkan ke dalam daftar bacaan, mengingat novel ini hanya memiliki
208 halaman saja.
Penokohan pada tokoh Sandra membuat novel begitu hidup
dan menjadikan kepergian Leon sebagai klimaks cerita adalah salah satu hal yang
sangat tepat, karena pembaca akan berfikir bahwa kepergian Leon akan menjadi
akhir juga bagi kehhidupan Sandra, padahal penulis sudah menyiapkan akhir yang
bahagia untuk Sandra dan juga Leon yang sudah tenang menatap Sandra dari langit
dengan rasa bangganya diakhir halaman.
Hanya sedikit yang disayangkan dari novel ini, pembaca
lebih mudah menebak seperti apa akhir cerita seperti pada nobvel “teenlit”
lainnya sehingga terkesan kurang seru. Namun jangan salah sangka, penulis
berusaha menutupi itu dengan menambahkan cerita tentang kelanjutan pendidikan
Sandra yang memilih dokter sebagai cita-citanya agar ia dapat menyembuhkan
orang-orang seperti Leon. Meskipun begitu, 3600 detik adalah novel yang berani
memadukan tema keluarga dan percintaan. Sehingga, kesempurnaan sudah di
bubuhkan sejak penataan tema, semua tergantung pada apresiasi pembaca sendiri.
Rangkuman
Mengesampingkan
kekurangannya, menurut saya novel ini layak dibaca oleh publik, meskipun
ditujukan untuk remaja, namun tidak ada yang salah apabila novel ini dibaca
oleh orang dewasa atau tua karena novel terbitan tahun 2008 ini menyuguhkan
banyak ajaran moral dan tentu saja sangat mendidik untuk kehidupan sehari-hari.
Untuk novel sendiri, seperti karya karya penulis lain,
3600 detik memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca karena pemilihan tema
yang menarik. Novel ini juga cocok untuk tipe orang yang tidak suka membaca
terlalu banyak, karena novel ini termasuk dalam kategori novel yang tidak terlalu
tebal. Walaupun novel ini tidak setebal novel lainnya, namun pesan yang
terkandung dapat tersampaikan dengan sempurna kepada pembaca.
Komentar
Posting Komentar