Materi HIV/AIDS



HIV/AIDS
 
1.      PENGERTIAN HIV/AIDS
1.1 HIV
HIV  adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam.
Tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih yang berfungsi untuk melawan dan  membunuh bibit-­bibit atau kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh nanusia. Jika seseorang terinfeksi oleh HIV maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya ia akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah, dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman penyakit. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhimya ia sangat mudah terserang penyakit.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, yang berarti ia mengidap HIV di dalam tubuhnya, disebut HIV + (baca HIV positif) atau pengidap HIV.
1.2  A I D S
AIDS adalah singkatan dan Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syndrome yang bahasa Indonesia-nya adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal ini, “diperoleh” mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit keturunan. Seseorang menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ía terjangkit atau terinfeksi virus penyebab AIDS. AIDS merupakan fase terminal (akhir) dari infeksi HIV.

2.      HIV DAN TUBUH MANUSIA
Untuk dapat berada di dalam tubuh manusia, HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum mengering. Dalam media kering HIV akan lebih  cepat mati. HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun dan bahan pencuci hama lain.Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara.
Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat pada cairan-cairan tubuh , yaitu:
a.       Darah
b.      Air mani
c.       Cairan vagina (cairan kemaluan wanita)
                               Selain di dalam ketiga cairan yang telah disebutkan di atas, HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil dalam:
a.       Air mata
b.      Air liur
c.       Cairan otak
d.      Keringat
e.       Air susu ibu
Namun sampai sekarang belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui cairan- cairan tersebut.

3.      PENULARAN HIV
Penularan akan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu:
a.       Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini   bisa homoseksual maupun heteroseksua
b.      Melalui alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV.
c.       Penularan HIV dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.

4.      PERILAKU BERISIKO TINGGI
Mereka yang memiliki perilaku berisiko tinggi itu adalah:
a.       Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, dan  pasangannya.
b.      Wanita dan pria tuna susila, serta pelanggan mereka
c.       Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar, seperti hubungan seks melalui dubur (anal) dan mulut misalnya pada homo seksual dan biseksual.
d.      Penyalahgunaan narkotika dengan suntikan, yang menggunakan jarum suntik secara bersama (bergantian).

5.      HAL-HAL YANG TIDAK MENULARKAN HIV
Sebagaimana telah disebutkan, HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Oleh sebab itu HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sosial sehari-hari seperti:
a.       Bersenggolan dengan pengindap HI
b.      Berjabat tangan
c.       Penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita
d.      Sama-sama berenang di kolam renan
e.       Menggunakan WC yang sama dengan pengindap HIV
f.       Melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
6.      PEJALANAN INFEKSI HIV
a.    Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya.
b.   Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, kanena belum adanya gejala sakit apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.
c.    Selanjutnya setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara bertahap, bertambah lama bertarnbah berat sampai akhirnya penderita meninggal dunia.
d.   Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasana berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu.

7.      GEJALA INFEKSI  H I V
  1. Beberapa hari atau beberapa minggu setelah terjadi infeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
·         Demam
·         Rasa lemah dan lesu
·         Sendi- sendi terasa nyeri
·         Batuk
·         Nyeri tenggorokan
Gejala-gejala ini hanya brlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya
2.      Selanjutnya memasuki tahap di mana sudah mulai timbul gejala-gejala, tetapi gejala-gejala inipun mirip yang terjadi pada penyakit lain, yaitu :
·         Demam berkepanjangan
·         Penurunan berat badan ( lebih dari 10% dalam waktu 3 hari)
·         Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktivitas fisik sehari-hari
·         Pembengkakan kelenjar : di leher, lipat paha dan ketiak
·         Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
·         Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
·         Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit- penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
3.    Kekebalan Tubuh Penderita Sangat Menurun
Pada tahap ini penderita mudah diserang penyakit lain, dan disebut infeksi oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh.
Pada tahap ini pengidap HIV telah berkembang menjadi penderita AIDS. Gejala AIDS yang timbul adalah:
·         Radang paru
·         Radang saluran pencernaan
·         Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
·         Kanker kulit
·         TBC
·         Gangguan susunan saraf
Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini muncul.

8.      TES H I V
Tes HIV adalah suatu tes darah yang khusus dipakai untuk memastikan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak. Terjadinya infeksi HIV ini dapat dideteksi dengan mengetes adanya zat anti atau disebut anti bodi terhadap HIV di dalam darah seseorang. Oleh sebab itu, tes semacam ini secara lengkap disebut tes antibodi HIV, walaupun kadang orang sering menyebut Tes HIV saja. 
Apabila tubuh kita kemasukan suatu bibit penyakit. baik itu suatu bakteri, virus, atau lainnya (ini semua disebut antigen) maka tubuh kita akan membuat zat anti untuk melawan antigen tersebut. Zat anti ini disebut antibodi, yang keberadaannya di dalam darah dapat dideteksi dengan pemeriksaan menggunakan zat-zat tertentu (yang disebut reagensia). Tubuh membutuhkan waktu tertentu untuk membentuk antibodi, yang kemudian dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium.
Pada infeksi HIV, adanya antibodi yang dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium ini adalah setelah 1 sampai 6 bulan seseorang terinfeksi atau tetular HIV. Sedangkan sebelum waktu ini, permeriksaan darah tidak akan menunjukkan adanya antibodi HIV (disebut hasil tes negatif) walaupun sebenarnya di dalam tubuhnya sudah ada HIV. Periode inilah yang dikenal dengan sebutan periode jendela (window period). Walaupun peimeriksaan darahnya masih negatif namun orang tersebut sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
 Macam-macam Tes untuk Mendeteksi Infeksi HIV:
a.       Tes secara Elisa (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
b.      Tes secara Immunoblot atau Western Blot
Pemeriksaan adanya antibodi terhadap HIV secara Elisa dipakai untuk penyaringan adanya infeksi HIV atau skrining darah donor transfusi darah. Hasil positif dari tes Elisa ini, yang artinya kemungkinan ada antibodi terhadap HIV, masih perlu dipastikan dengan pemeriksaan lanjutan melalui tes secara Western Blot.
Perneriksaan secara Western Blot ini lebih spesifik terhadap HIV, walaupun lebih mahal dan lebih sulit dilakukan. Oleh sebab itu cara Western Blot tidak digunakan untuk penyaringan, tetapi seperti telah disebutkan, digunakan untuk memastikan hasil tes Elisa.

9.      PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN H I V/AIDS

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan maupun vaksin untuk mencegah penyakit ini. Upaya-upaya pencegahan harus dikaitkan dengan bagaimana penularan AIDS dapat terjadi, yang telah dibicarakan sebelumnya.

1.      Pencegahan Penularan melalui hubungan Seksual
a.    Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (abstinence). Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah
b.    Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan.sendiri, yaitu suami atau isteri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah. (Be Faithful).
2.      Pencegahan Penularan melalui Darah
Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.

a.       Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah.
b. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit.
Penggunaan alat-alat seperti jarum, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.
3.      Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak
Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnva atau bayinya cukup besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena atau menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang kehamilan.
Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi sibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya.
Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku dimasyarakat.
Di samping itu, menyebarkan informasi tentang HI V / AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan lingkungan dari penyebaran HIV/AIDS.Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana:
a.    Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepada lingkungan anda sendiri. Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga dan lain-lain.
b.   Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang salah tentang HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara yang benar.
Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan
a.                   Mengusulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS.
b.                  Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya lomba poster, lomba mengarang, dan lain sebagainya.
Sampai sekarang belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan penderita AIDS secara total. Pengobatan yang dibutuhkan seorang penderita AIDS diperlukan tidak saja untuk melawan infeksi sampingan yang muncul, tetapi juga untuk mencegah komplikasi virus ini lebih lanjut dan untuk memperbaiki fungsi tubuh penderita akibat sistem kekebalannya yang sudah rusak.Ada beberapa jenis obat yang telah ditemukan yang berfungsi hanya untuk menghambat perkembangan virus HIV
Obat-obat tersebut adalah:
a. AZT (Azidothimidme)
b. DDI (Dideoxynosine)
c. DDC (Dideoxycytidine)
Akan tetapi obat AZT, DDI, DDC ini belum menjamin proses penyembuhan. Ini mungkin hanya memperpanjang hidup penderita untuk 1 atau 2 tahun saja. Karena sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus ini secara total. Demikian juga cara perawatan yang optimal untuk menyempurnakan kembali sistem kekebalan penderita AIDS belum ditemukan.
Penelitian-penelitian menemukan vaksin dan obat AIDS terus dilakukan oleh para dokter, terutama di Negara-negara maju namun di samping itu pengindap HIV atau penderita AIDS membutuhkan cara perawatan /pengobatan lain yaitu psikoterapi, konseling, keluarga dan terapi kelompok.


SOAL

1.    Penyakit HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh . . . . . . . .
a.      Gonta ganti pasangan
b.      Pasangan serasi
c.       Narkoba
d.      Tidak selingkuh
e.       Manusia

2.    kepanjangan dari HIV adalah . . . . . . .
a.    Human Immunodeficyency Virus
b.    Humon imnusiasi firus
c.    Human immonodeficyency virus
d.    Human imnudefisiensy virus
e.    Human immunoicyency virus

3.    Factor yang mempengaruhi orang tersebut menderita penyakit AIDS adalah di bawah ini, kecuali . . . . .
a.    Gonta ganti pasangan
b.    Melakukan sex diluar nikah
c.    melakukan sex dengan ibu hamil yang sebelumnya terkontaminasi dengan hiv
d.    jarum suntik
e.    obat terlarang
 
4.      kepanjangan dari AIDS adalah . . . . .
a.    Aquired Imunnodeficyency Sindrome
b.    Acquired Imunodeficyency Sindrome
c.    Akuired imnudefisensy Sindrome
d.    Akuiret imnudefisiensi sindro
e.    Aku ingin disayang selalu

5.      Yang paling dominan cepat terkena virus HIV adalah
a.    Ibu hamil
b.    Jarum suntik
c.    Ciuman
d.    Pelukan
e.    Tidur berduaan

6.        HIV/AIDS adalah  . . . .
a.    Penyakit yang menular yang menyerang seluruh kekebalan tubuh
b.     Yang menyerang tubuh
c.    Yang menyerang sebagian tubuh saja
d.    Penyakit menular
e.    Penyaklit ngeri

7.      akibat dari penyakit aids  yang menyerang penis adalah . . .
a.    susah buang air kecil
b.    kencing bernanah
c.    kencing batu
d.    kencing manis
e.    tak bisa kencing sama sekali

8.    Virus penyebab virus AIDS adalah ....
a. virus ebola
b. virus influenza
c. virus sifilis
d. HIV
e. virus herpes

9.    Sistem organ tubuh manusia yang diserang oleh HIV adalah ....
a. sistem syaraf
b. sistem kekebalan tubuh
c. sistem pernafasan
d. sistem pencernaan
e. sistem penglihatan

10.    Sarana penularan HIV/AIDS adalah ....
a. keringat
b. gigitan serangga
c. darah
d. senggolan
e. fasilitas umum

11.  Cara pencegahan HIV/AIDS adalah ....
a. menggunakan jarum suntik yang steril
b. berganti-ganti pasangan hubungan seksual
c. mengucilkan penderita HIV
d. tidak menikah seumur hidup
e. berolahraga setiap hari

12.  Periode jendela (window period) berlangsung selama ....
a. 1-2 bulan
b. 3-5 bulan
c. 5-10 bulan
d. 1-3 bulan
e. 3-6 bulan

13.  Tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah ....
a. berat badan menurun lebih dari 10 dalam waktu singkat
b. batuk kering tidak berdahak
c. kelainan kulit dan iritasi
d. infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
e. pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh seperti di bawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha

14.  AIDS tidak dapat ditularkan melalui ....
a. hubungan seks dengan sejenis
b. menggunakan jarum tato
c. berenang bersama dengan penderita ODHA
d. tranfusi darah yang tercemar HIV
e. air susu ibu penderita HIV

15.    Salah satu tanda awal gejala AIDS adalah ....
a. demam 104°F
b. demam 104°C
c. demam 30°F
d. batuk
e. pilek

16.  Yang termasuk penyakit menular seksual adalah ....
a. kanker
b. batuk
c. tumor
d. sifilis
e. diabetes

17.  Infeksi yang mengambil manfaat dari kerusakan pertahanan kekebalan tubuh dikenal dengan sebutan ....
a. infeksi kulit
b. infeksi akut
c. infeksi aportunistik
d. infeksi periodik
e. infeksi HIV

18.             Factor yang sangat berpengaruh pada penularan HIV/AIDS adalah . . . . .
a.    Prilaku sex beresiko tinggi
b.    Prilaku bermain wanita
c.    Prilaku menyimpang
d.    Prilaku sex beresiko rendah
e.    Prilaku ppemakai narkoba

19.             beresiko tinggi terkena HIV/AIDS adalah, terkecuali
a.    Homo sexual
b.    Heterosexual
c.    Bisexual
d.    Pecandu narkoba
e.    Minum minuman keras
20. Berikut yag bukan obat yang digunakan dalam pengobatan HIV adalah
a. AZT
b. DDI
c. DDC
d. jawaban A dan B benar
e. DDT


ISIAN
1.      Jelaskan asal usul penyakit AIDS
2.      Jelaskan periode penyakit AIDS
3.      Bagaimana cara menghindari virus HIV?
4.      Bagaimana sikap kita terhadap ODHA?
5.      Bagaimana peran pemerintah serta masyarakat terhadap ODHA?
JAWAB
1.         Tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih yang berfungsi untuk melawan dan  membunuh bibit-­bibit atau kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh nanusia. Jika seseorang terinfeksi oleh HIV maka virus ini akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya ia akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan pada kekebalan tubuh. Sel darah putih yang telah dirusak tersebut menjadi lemah, dan tidak lagi mampu melawan kuman-kuman penyakit. Akibatnya, kekebalan tubuh orang tersebut menjadi menurun dan akhimya ia sangat mudah terserang penyakit.Seseorang yang terinfeksi oleh HIV, yang berarti ia mengidap HIV di dalam tubuhnya, disebut HIV + (baca HIV positif) atau pengidap HIV.
2.                   Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang cukup lama, yaitu antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara masuknya suatu bibit penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala sakitnya.
Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun. Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, kanena belum adanya gejala sakit apapun. Namun walaupun demikian, ía dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Selanjutnya setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang tersebut disebut penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara bertahap, bertambah lama bertarnbah berat sampai akhirnya penderita meninggal dunia.
Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-apa (masih negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasana berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak mulainya infeksi. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya.Sehingga walaupun dalam masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu.
3.    Tidak mgonta ganti pasangan, tidak menggunakna jarum suntik secara bergantian.
4.    Memberikan dkungan sosial, emosional, instrumental, informasi, dan persahabatan
5.                petama, adalah sosialisasi yang intensif. Penyuluhan tentang penyakit HIV AIDS. Sebab data menunjukkan bahwa faktor utama penyebaran panyakit ini adalah ketidaktahuan mengenai faktor-faktor penyebab dan penyebaran penyakit ini, hal ini terutama dialami oleh generasi muda. Pemerintah Daerah dalam satuan unit yang terkecil dapat melakukan penyuluhan, misalnya bidan desa, lurah, dokter, mantri melakukan penyuluhan agar Ibu hamil rutin melakukan kunjungan antenatal untuk memperoleh informasi tentang HIV dan konseling.
            Kedua, pemerintah daerah dapat melakukan pencegahan terhadap hal terkecil yang bisa disinyalir bisa menyebabkan penyakit HIV AIDS ini kemudian akan ”datang” dan menular. Misalnya penggunaan narkoba biasanya didahului dengan penyakit masyarakat seperti judi dan miras, khususnya di kalangan pelajar dan pemuda/pemudi. Pemerintah dapat mencegahnya dengan bersikap tegas untuk memberantas penyakit masyarakat yang dapat ”mengundang” datangnya penyakit HIV AIDS. Misalnya menindak pemuda yang mabuk-mabukan, kumpul kebo, pelajar yang mabuk atau melakukan seks bebas, termasuk penyebaran VCD porno dan bahan-bahan pornografi lainnya dan sebagainya.
            Ketiga, pemerintah dapat melakukan pengawasan terhadap pencegahan penyakit HIV AIDS terutama terkait dengan transfusi darah dan pemakaian jarum suntik dengan melakukan pengawasan di RSU, PMI, dan Puskesmas.
            Keempat, pemerintah daerah mempunyai kewajban dan kekuasaan untuk melakukan kordinasi dimasyarakat dan perangkat-perangkatnya untuk melakukan pencegahan dan penanganan HIV AIDS, misalnya melakukan kordinasi dengan sekolah-sekolah, pemuka-pemuka agama, orang tua, kepolisian, RSU, dan unit atau tokoh masyarakat lainnya untuk melakukan gerakan dan aksi bersama yang rutin dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanganan HIV AIDS. Misalnya pemerintah bisa melakukan atau mengkordinir penggalangan dana untuk memberi bantuan kepada Puskesmas atau RSU agar penderita bisa berobat gratis, atau terdapat klinik khusus penanganan HIV AIDS dengan melibatkan tenaga medis yang tersedia.
Kelima, yang tidak kalah penting adalah pemerintah harus memberi contoh dan tauladan pada msayarakat terkait dengan penanganan dan pencegahan HIV AIDS. Misalnya dengan tidak ”jajan” disembarang tempat, memperlakukan penderita atau orang yang terkena HIV AIDS dengan manusiawi, tidak mengucilkan dan justru malah memanusiakannya.



DAFTAR PUSTAKA











Komentar

Postingan populer dari blog ini

teks ulasan film filosofi kopi

Peranan mahasiswa dalam memperjuangkan reformasi